WAKTU MUSTAJAB BERDOA DALAM SHALAT
Doa yang mustajab dilakukan dalam shalat berdasarkan ceramah dari ustadz Adi Hidayat terdapat dalam 4 (empat) waktu, yaitu:
Saat berdiri dari hadist Qudsi
Allah memberikan hak dan kewajiban bagi hambanya yang membacakan Al-fatihah ketika sedang melaksanaan ibadah shalat. Dalam shalatnya makna dari surah Al-fatihah sendiri antara lain:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn
Artinya, "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"
(hambaku sedang memujiku)
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
ar-raḫmânir-raḫîm
Artinya, "Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
(hambaku sedang menyanjungku)
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
mâliki yaumid-dîn
Artinya, "Pemilik hari Pembalasan"
(hambaku sedang mengagungkanku)
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în
Artinya, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan"
Jika hamba sedang berkata iyyâka na‘budu, ya Allah kami jadikan aktivitas kami sebelum shalat sebagai ibadahku waiyyakanasta’in dan jika ada persoalan curahkanlah kepada Allah. Fiqih shalat bagi orang orang yang memiliki masalah sebelum shalat Wasta'iinuu bish shabri wash shalah (jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu) dan dalam adzan juga Hayya 'alash-shalah, hayya 'alal-falah (marilah kita dirikan shalat dan marilah rebut kemenangan), Allah memberikan jalan untuk mendapatkan solusi kehidupan melalui shalat.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
ihdinash-shirâthal-mustaqîm
Artinya, "Bimbinglah kami ke jalan yang lurus"
Saat berdiri Allah memberikan tawaran ihdinash-shirâthal-mustaqîm,Ini sudah diterapkan Nabi Zakaria waktu shalat. Penafsirannya diberikan apa yang dibutuhkan dan ditunjukkan solusi yang terbaik, mudah dan tidak sulit.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ
shirâthalladzîna an‘amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn
Artinya, "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat"
Jika sedang membaca Al-fatihah saat berdiri rasakan sedang berdialog dengan Allah SWT dan curahkan semua persoalan yang ada di dunia, jangan hanya menjadikan surah Al-fatihah sebagai bacaan semata hanya untuk memenuhi rukun shalat. Yakinkan Allah saat mengawasi kita. Seperti Nabi Zakaria sebelum selesai shalat sudah dikabulkan doanya. Jika kita sebagai manusia biasa sepatutnya dalam shalat berusaha untuk melakukan dengan sepenuh hati dan persiapan, sehingga nantinya doa kita akan terijabah.
Saking sayangnya Allah memberikan kesempatan lagi dengan bacaan surah setelah Al-fatihah yaitu dengan memilih surah yang ada di dalam Al-Quran sesuai keperluan kita, Bulan Ramadhan Al-quran diturunkan yang berfungsi sebagai solusi kehidupan, dan hamba allah dipaksakan untuk mendapatkan solusi melalui shalat. Adapun beberapa surah dengan solusi untuk persoalan duniawi misalnya:
Persoalan rumah tangga (QS. An-nisa: 34-36)
Anak anak supaya shaleh (QS. Luqman: 13-19)
Kerjaan susah dan dimudahkan (QS. Al-isra: 79-82)
Jadi sebelum shalat persiapkan terlebih dahulu mengenai segala macam hal yang akan kita adukan kepada Allah SWT.
Saat ruku’
Bacaan sunnah dulu kemudian doa dalam ruku melalui hati kita
Saat sujud
Inilah yang paling utama, tidak ada keadaan hamba paling dekat dengan Allah selain waktu sujudnya. Paling utama sujud yang terakhir untuk meminta kepada Allah. Karena sulit sekali menunggu penantian dengan Allah, karena 5 menit saja jika cinta itu bagaikan waktu yang sangat lama.
Sesaat Sebelum salam
Berdasarkan Syekh Zainuddin Al-Malibari, doa yang paling utama dibaca sesaat sebelum salam adalah doa yang ma’tsur dari Nabi SAW, diantaranya:
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allâhumma innî a’ûdzubika min adzâbil qabri wa min ‘adzâbin nar, wa min fitnatil mahyâ wal mamât wa min fitnatil masîhid Dajjâl.
Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa api neraka, fitnah kehidupan dan kematian, serta berlindung dari fitnah dajjal”
Selain doa di atas, dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan redaksi doa yang lain, yaitu:
اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allâhumma innî zhalamtu nafsî zhulman katsîran kabîran wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta, faghfir lî maghfiratan min ‘indika, warhamnî innaka antal ghafûrur rahîm.
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, tidak ada yang mengampuni dosa selain engkau. Ampunilah aku dengan ampunan di sisi-Mu dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Masih ada beberapa doa yang bisa lakukan sebelum salam dan doa tersebut merupakan doa yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim yang dibaca setelah membaca doa tahiyat akhir (Hengki Ferdiansyah, 2018)
Referensi:
Adi Hidayat. 2014. Waktu-Waktu Mustajab dalam Berdoa Agar Cepat Terkabul: Wirid dan Doa Harian. Diakses pada 20 Desember 2024. https://www.youtube.com/watch?v=r6lTfPwSz9Y
Hengki Ferdiansyah. 2018. Hukum Baca Doa Tasyahud Sebelum Salam: NUOnline. Diakses pada 20 Desember 2025. https://nu.or.id/syariah/hukum-baca-doa-tasyahud-sebelum-salam-3DaIi
Komentar