ORANG TUA: KUNCI UTAMA DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan anak dan tumbuh kembang anak. Pola pengasuhan yang positif dapat memberikan perkembangan anak yang optimal. Peranan orang tua antara lain:

  1. Menanamkan nilai agama dan moral dalam kehidupan

Pengajaran nilai agama kepada anak seharusnya dimulai sejak usia dini. Nilai keagamaan tidak hanya sebatas pada ibadah ritual (sholat, puasa, zakat, infak, shodaqoh, birrul walidain, dan sebagainya) melainkan aspek keagamaan dalam artian umum dan khusus seperti halnya doa, kejujuran, disiplin, menghormati orang lain dan kepedulian sosial. 


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ


Artinya: Rasulullah SAW bersabdah, “Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR. Abu Dawud)

Pendidikan agama terhadap anak usia dini merupakan prioritas utama bagi orang tua karena orang tua adalah madrosatul ula ya’ni (pendidikan pertama dan utama). Penanaman nilai agama sebagai pembentukan karakter dan pondasi untuk bakal usia dewasa nantinya. Jika pondasi keimanannya sudah kokoh, akan memberikan boundaries anak terhadap lingkungan sekitar.

  1. Memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat

Gizi seimbang adalah susunan makanan yang mengandung zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip/ pilar gizi seimbang. Kebutuhan gizi anak harus seimbang melalui pemenuhan kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Ketidak seimbangan izi akan mengakibatkan:

  • Stunting, kekurangan gizi kronis anak usia balita dalam 1000 hari pertama kehidupan

  • Kurus, kekurangan gizi akut pada periode waktu tertentu yang mengakibatkan tubuh mengambil cadangan energi yang tersimpan. Kekurangan gizi ditandai dengan lambatnya pertumbuhan tubuh rendahnya daya tahan tubuh, kurangnya tingkat kecerdasan dan rendahnya produktivitas anak.

  • Obesitas, makan berlebihan dari yang diharuskan yang berakibat penimbunan lemak.

Perhatian terhadap gizi anak tidak hanya mempengaruhi tinggi dan pendek serta gemuk dan kurusnya anak, tetapi dapat memengaruhi banyak aspek kesehatan lainnya, misalnya dalam mempertahankan dan memperbaiki jaringan agar fungsi tubuh dapat berjalan sebagaimana mestinya.

  1. Mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan atas konflik yang dihadapi dengan pola asuh pengasuhan positif.

Penanaman keterampilan dalam pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalah dapat meningkatkan daya analitis dan kritis. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif dapat dilatih dengan latihan secara sederhana mulai sejak dini:

  • Berikan pilihan sederhana

Membiarkan anak dalam membuat pilihan kecil untuk mengajari mereka berpikir kedepan. Melalui keputusan yang tepay mereka dapat tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan siap membuat pilihan dalam hidupnya. Misalnya: “ kamu mau pakai baju avenger atau doraemon”. Dan biarkan mereka menentukan keputusannya sendiri. 

  • Batasi pilihan

Berikan pilihan yang tepat dan jelaskan akan konsekuensi dari setiap pilihan yang diberikan kepada anak. Hindari pilihan yang orangtua sendiri tidak setuju.

  • Hindari untuk memaksanya

Jangan memaksa pilihan yang tidak diinginkan oleh anak, biarkan mereka mengambil keputusannya sendiri, dengan begitu akan membentuk kemandirian anak dan rasa tanggung jawab. 

  1. Membangun emosional dengan anak

Kecerdasan emosional adalah kemampuan dalam memahami perasaan diri sendiri dan orang lain yang memungkinkan seseorang dapat bergaul dengan lebih baik. Para peneliti menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah penentu terbesar dalam kebahagiaan hidup. Anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi memiliki sifat yang sangat ramah, kooperatif, optimis dan lebih dapat memecahkan masalah serta memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional antara lain:

  • Menerima emosi anak dan memberikan tanggapan emosional

Misal, “Bagus, mama dapat melihat adik sudah bisa makan sendiri dan terlihat enak sekali makanannya ya, besok mama masakin lagi buat adek supaya bisa bahagia seperti ini”

  • Membantu menjelaskan emosi yang dirasakan anak

Misal, “Adek kelihatannya lagi sedih ya”, dsb.

  • Mengajak pembicaraan tentang perasaan anak

Misal, “Adek kenapa hari ini marah?”

  • Menjelaskan penjelasan mengenai perasaan orang lain

Misal, “bagaimana perasaan adek kalo misalnya itu terjadi sama adek?”

  • Membantu anak dalam mengekspresikan diri terhadap emosi mereka

  • Mengajarkan alternatif dalam menanggapi emosi mereka

Misal, kondisi sedang sedih berikan motivasi dan cara-cara supaya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri

  • Mengajarkan anak untuk dapat mendengarkan dan berbicara dengan bernegosiasi

Misal, anak sedang mengalami suatu masalah, ajak berdiskusi dan apa yang diinginkan dan apa keputusan yang sebaiknya diambil.


  1. Menumbuhkan perilaku saling menghargai, toleransi, kerjasama, tanggungjawab dan kesederhanaan

Toleransi adalah teknik menghargai dan menerima adanya perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama dan ras. Alasan pentingnya menanamkan dan mengajarkan toleransi sejak dini yaitu:

  • Mengajarkan anak berpikiran secara terbuka terhadap budaya lain

  • Mendorong anak mampu bekerjasama dengan orang lain

  • Memberikan penjelasan anak untuk menerima orang lain apa adanya dan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan

  • Membiasakan anak menghargai orang lain tanpa harus menanggalkan identitas diri dan budaya.

Dampak tidak adanya sikap toleransi pada anak:

  • Awal dari sebuah perundungan

  • Anak akan mudah menilai orang lain yang berbeda dengan dirinya

  • Ketidaksukaannya dapat ditunjukkan dengan mengganggu, menyerang dan hal-hal negatif lainnya

  • Hilangnya kepercayaan, kemampuan dan merasa tidak nyaman.

Cara menumbuhkan sikap toleransi pada anak:

  • Menumbuhkan rasa cinta kasih, tunjukkan dan tanamkan pada anak bahwa orangtua selalu mencintai, bahkan disaat anak sedang menunjukkan perilaku yang tidak baik

  • Menerima dan menghargai perbedaan setiap anggota keluarga di rumah, memahami dan tidak memaksakan sifat, gaya bicara dan kemampuan berpikir anak agar sama dengan saudara lain atau orang tua. Bantu anak untuk memiliki nilai-nilai dan penghargaan diri yang baik.

  • Memberikan contoh pada anak, orang tua sebagai role model dengan menerapkannya bersosialisasi dengan orang lain.

  • Memerhatikan materi percakapan atau gaya bergurau yang berkaitan dengan stereotip ketida di dekat anak

  • Menjawab pertanyaan anak dengan bijaksana dan jujur ketika anak mempertanyakan perbedaan antara dirinya dan orang lain

  • Pilih acara TV, Film, Games dan cerita yang menghargai perbedaan

  • Berikan anak kesempatan untuk bermain dan bekerjasama dengan berbagai tipe orang dan situasi

  • Mempelajari bersama mengenai budaya dan tradisi lain

  • Mengenalkan dan tanamkan rasa bangga atas tradisi keluarga

  1. Memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang, perhatian dan rasa aman

Pemenuhan kebutuhan dasar anak selama 1000 hari pertama (HPK) berupa asah, asih dan asuh. Apabila orang tua memberikan dasar kebutuhan tersebut tercukupi maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak secara positif yaitu:

  • Asah merupakan pondasi utama dalam proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang diberikan sedini mungkin. Stimulasi saraf dan otak baduta (bayi dibawah dua tahun) membantu dalam meningkatkan kecerdasan anak.

  • Asih merupakan tindakan pemberian kasih sayang antara ibu dan anak yang dapat terjalin dengan kontak fisik maupun psikis sejak dini melalui inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif.

  • Asuh merupakan pemenuhan asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini dengan pemberian ASI eksklusif, imunisasi dan intervensi dini gejala penyakit, pengobatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Referensi:

Andusti, Nopian. 2023. Pola Asah-Asih-Asuh, Tiga Kebutuhan Dasar Anak yang Wajib dipenuhi Orangtua. BKKBN. Diakses pada 31 Januari 2025. https://keluargaindonesia.id/2023/09/08/pola-asah-asih-asuh-tiga-kebutuhan-dasar-anak-yang-wajib-dipenuhi-orangtua/

Finaka, Andrean W., Hapsari, Oktanti Putri., Prasasti, Resi. 2017. Peran Penting Orang Tua Bagi Pertumbuhan Anak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Indonesiabaik. Diakses pada 27 Desember 2024. https://indonesiabaik.id

Dirgayunita, Aries. 2024. Studi Kasus Peran Orang Tua dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama Bagi Anak Usia Dini di Dusun Caowan Rt 017 RW 005 Desa Kramatagung Kecamatan Bantaran Kabupaten Probolinggo. AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak 5:01.

Salsabila, Amira. 2023. 3 Cara Melatih Anak Mengambil Keputusan Sejak Dini, Penting untuk Dilakukan Bun. HaiBunda. Diakses pada 27 Desember 2024. https://www.haibunda.com

Sukiman. 2018. Seri Pendidikan Orang Tua: Menumbuhkan Sikap Toleran pada Anak: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses pada 31 Januari 2025. https://paudpedia.kemdikbud.go.id/uploads/anggun/buku/Menumbuhkan%20Toleransi.pdf

Trimuliana, Ifina. 2021. Kebutuhan Gizi Seimbang pada Anak. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini: paupedia. Diakses pada 27 Desember 2024. https://paudpedia.kemdikbud.go.id


Komentar